Photo sungai Kapuas di Suhaid.
Senin, 15 Oktober 2012
Sejarah Suhaid
SEJARAH NANGA SUHAID
Pada
zaman dahulu, sekitar 10 abad yang lalu di Nanga Tawang ada beberapa orang penghuni
disana, Pada saat itu terjadilah permusuhan antara mereka dengan orang
bersuku Iban, karena merasa tidak aman, para penghuni di Nanga Tawang itu
berpindah ke suatu tempat yang mereka namakan Tanjung Harapan, tepatnya di
Batang Rindit. Dinamakan Batang Rindit, karena pada saat itu mereka membuat
bendungan dari batang yang besar untuk menghalangi serangan dari suku Iban
tersebut, batang besar itu menjadi harapan mereka untuk berlindung sehingga
kampung tersebut diberi nama Tanjung Harapan. Setelah beberapa lama penghuni
disana bertambah banyak, Pada suatu malam, tiba-tiba terjadi kebakaran yang
menghabiskan seluruh rumah warga di Tanjung Harapan, kebakaran disebabkan oleh seorang wanita tua yang
sedang mengasapkan ikan (nyalai).
Semenjak itulah mereka membangun
sebuah perkampungan baru yang tidak jauh dari tempat kebakaran tersebut, dimana
perkampungan tersebut mulai dipimpin seorang raja yang bernama Pangeran
Suma yang berasal dari Jongkong, kampung baru tersebut diberi nama Kampung
Keraton. Setelah beberapa lama kemudian, wilayah kampung tersebut semakin
memanjang, sehingga membentuk beberapa kampung yaitu Tanjung Kapuas, Kampung
Masjid, Desa Baru, dan Desa Madang Permai. Diberi nama Tanjung Kapuas karena tempatnya
terdapat beberapa pusaran air (ulak), dinamakan Kampung Masjid karena merupakan
tempat pertama dibangunnya masjid, dan Desa Baru karena dahulunya adalah tempat
masyarakat berkebun. Setelah itu
diseberangnya ada padang rumput yang sangat luas, dan rumput tersebut sering
diambil masyarakat untuk makanan sapi, sehingga tempat tersebut juga dihuni dan
dinamakan Desa Madang. Lama kemudian desa itu bertambah banyak penduduknya
sehingga menjadi ramai dan diubah nama menjadi Desa Madang Permai yang artinya
desa yang selalu damai. Dimana Desa Madang Permai terbagi menjadi Madang Hulu,
Madang Hilir dan Madang tengah. Kepercayaan masyarakat disana adalah agama
Islam, dan berasal dari suku Melayu. Setelah beberapa tahun kemudian, Raja yang
memimpin disitu meninggal dunia dan
tidak ada yang menggantikannya. Seiring berjalannya waktu terjadilah penjajahan
dari Negara Jepang, sekitar 70 tahun yang lalu. Beberapa pemuda didaerah itu sudah
bersekolah, disekolah pertama yang bernama FLACK SCHOOL. Disekolah itu hanya
ada seorang guru yang mengajar, dia bernama Abang Dalan, yang kemudian
berpindah dan digantikan oleh Pak Unan. Alat tulis yang digunakan pada saat itu
adalah Papan Luh sebagai buku dan batu Gerip untuk menulis. Akhirnya seluruh
kampung tersebut diberi nama Suhaid, oleh seorang camat pertama yang bernama
Wak Sukardi.
Suhaid
terletak di Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat,
Indonesia.
Narasumber
Sejarah: Haji Ahmad Bin Abdul Ghafar, beliau berumur 89 tahun.
Langganan:
Postingan (Atom)